Sisa-sisa langit senja di Ibukota masih tersisa ba'da Maghrib tadi. Sangat cantik. Bulan mulai berkemas setelah ia menyerap banyak cahaya matahari. Aku memastikan kali ini bulan benar-benar akan datang, karna bintang terlihat bersinar lebih dulu. Atau mungkin saja bulannya masih tertutup awan. Lalu ku lihat perlahan sinar temaram muncul ditemani suara jangkrik yang membuat malam semakin terasa syahdu. Berpadu dengan hembusan angin yang menyapa dedaunan depan teras rumah. Begitulah kira-kira suasana awal malam yang terasa di kampung. Rumah yang selalu menjadi tempat melepas lelah.
Hampir setiap hari lelah itu menghampiri air mata yang deras ini. Tapi sejauh ini, aku sudah berusaha tumbuh dengan baik. Tetapi titik-titik hitam dalam buku catatan kehidupan selalu menjadi kepastian yang akan tetap ada, bahkan bertambah. Aku selalu minta ridho dan perlindungan kepada Allah subhanahu wa ta'ala setiap hari agar terus dijadikan manusia yang lebih baik. Supaya titik-titik hitam dalam buku itu terhapus, dan berharap warna putih bisa mendominasi setiap halaman pada bukunya. Begitulah dosa-dosaku yang tak terhingga bagai debu.
Dengan hati rapuh, aku datang dan bersimpuh kepada-Nya di malam yang sunyi. Aku bertanya, masih adakah jalan untukku? Untuk sekadar aku bisa mengingat-Mu sepanjang waktu.
Sungguh malu, aku yang banyak mengejar dunia. Berlomba-lomba membangun mimpi dengan khalayak di luar sana, sementara aku runtuhkan semua perintah-Mu. Selalu ada gelisah yang menyertai diri ini ya Rabb.. Namun kehadiran-Mu di hatiku selalu menghidupkan sinar terang dalam qolbu. Akan selalu ku bawa lentera cahaya ini di tangan dan di hatiku. Agar cahayanya bisa menerangi bukan hanya untuk diriku sendiri, tapi juga untuk menerangi orang di sekelilingku. Sebab tidak ada yang bisa menolong, kecuali diri kita sendiri. Akan ku buang duri di jalan untuk keselamatan diriku sendiri dan orang lain agar tidak hanya diriku yang selamat. Sebab, adakah hal yang lebih melelahkan daripada menanggung dosa? Jangan sampai kita lupa, bahwa kita ini sedang menjadi penulis buku. Dan buku itu adalah buku catatan amal kita sendiri. Maka, jadilah sebaik-baik penulis buku catatan amalanmu sendiri.
- Kd
Barakallahu fiikum.
0 Comments